Saturday, March 16, 2013

ABMI: Kelola Penyimpanan Bawang Merah Hindari Kelangkaan



Semarang (ANTARA) – Ketua Umum Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari mengatakan pengelolaan penyimpanan stok bawang merah secara baik di tingkat petani bisa menghindari kelangkaan.


“Sekarang ini, petani mau menyimpan di mana? Tidak ada fasilitas penyimpanan. Harusnya pemerintah menyediakan fasilitas `cold storage` (gudang yang berpendingin),” katanya di Semarang, Sabtu.


Hal itu diungkapkannya usai “Sambung Rasa dengan Keluarga Besar Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Tengah” di Pasar Industri Kecil dan Kerajinan (PIKK) Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.


Menurut dia, fasilitas “cold storage” sanggup menyimpan bawang merah hingga delapan bulan dengan nilai penyusutan hanya sekitar 10 persen sehingga akan sangat efektif untuk mengelola pasokan di pasaran.


Ia mengakui bahwa periode kelangkaan bawang merah hampir pasti terjadi setiap Februari–Mei karena petani sudah tidak memiliki stok sehingga pasokan di pasar berkurang yang menyebabkan harganya melonjak.


Namun, kata dia, pasokan bawang merah akan sangat melimpah memasuki periode Mei–Desember, bahkan sanggup mencapai 120.000 ton/bulan dalam periode tersebut karena daerah penghasil tengah panen raya.


“Memasuki periode Februari–Mei pasokan langka. Petani saja tidak punya stok, habis. Dalam bulan ini saja, stok bawang merah hanya sekitar 8.000 ton. Padahal, kebutuhan nasional 32.800 ton/bulan,” katanya.


Oleh karena itu, kata dia, menipisnya bawang merah di pasaran itu kemudian menyebabkan harganya melonjak luar biasa di pasaran, sementara kalangan petani tidak menikmati karena bawangnya sudah habis.


Kelangkaan bawang merah itu, menurut dia, sebenarnya disebabkan ketidakmerataan pasokan di pasaran akibat tidak adanya pengelolaan distribusi, misalnya dengan strategi penyimpanan yang dikelola baik.


“Kalau sedang panen, stok bawang merah yang tersisa bisa disimpan dulu. Itu kalau ada `cold storage`, sementara ini di Brebes sudah ada satu gudang berpendingin milik swasta berkapasitas 10 ton,” katanya.


Tentunya, kata dia, fasilitas “cold storage” harus menjadi perhatian pemerintah untuk menjadi salah satu solusi mengatasi kelangkaan bawang merah pada periode tertentu, bukan saja lewat impor.


“Di negara lain, sebenarnya sama juga. Ada periode tertentu bawang merah melimpah, periode lain langka, seperti di Malaysia, Singapura, Thailand. Mereka atasi itu juga dengan mengimpor,” kata Juwari. (ar)





ABMI: Kelola Penyimpanan Bawang Merah Hindari Kelangkaan

No comments:

Post a Comment