Tuesday, September 30, 2014

Harga BBM Tak Naik, Utang Negara Pasti Membengkak



Jakarta -Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diharapkan bisa terjadi di pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Bila tidak, maka dipastikan utang negara akan semakin membengkak.

Fauzi Ichsan, Ekonom Standard Chartered Bank, menuturkan anggaran subsidi BBM tahun depan sudah hampir Rp 280 triliun. Untuk membiayai subsidi tersebut, pemerintah menambah utang dalam komposisi defisit anggaran.


“Uang mensubsidi itu betul dari utang. Kalau harga BBM tidak dinaikkan, utang itu pasti terus meningkat,” katanya kepada detikFinance usai acara Diskusi Seleksi Menteri detik.com di Rumah Maroko, Jakarta, Selasa (30/9/2014).


Fauzi menyebutkan rata-rata produksi minyak nasional saat ini adalah sekitar 800 ribu barel per hari (bph) dengan tren terus menurun. Sementara konsumsi mencapai 1,5 juta bph. Jadi mau tidak mau Indonesia harus mengimpor minyak dan BBM.


Harga internasional untuk Premium dan Solar bersubsidi sekarang rata-rata Rp 11.000-12.000 per liter. Kemudian disubsidi hingga harga jualnya menjadi Rp 6.500/liter untuk Premium dan Rp 5.500/liter untuk Solar. Itulah penyebab anggaran subsidi BBM menembus ratusan triliun rupiah.


“Anggaran bisa terus membengkak dan membuat pemerintah menambah utang terus,” tegasnya.


Berdasarkan data Kementerian Keuangan, posisi utang pemerintah per Agustus 2014 adalah Rp 2.531,81 triliun. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp 2.500,94 triliun.Next



(mkl/hds)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!







Harga BBM Tak Naik, Utang Negara Pasti Membengkak

No comments:

Post a Comment