Tuesday, May 28, 2013

Perhutani Solo Mantap Bisnis Hutan Produksi



TEMPO.CO, Surakarta – Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Surakarta tidak hanya secara aktif melakukan reboisasi dan penghijauan di kawasan hutan lindung. Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan Surakarta, Setiawan, mengatakan, Perhutani juga melakukan penebangan di hutan produksi untuk membiayai kegiatan penghijauan.



Kegiatan di hutan produksi tak hanya penebangan, tapi juga non penebangan yaitu menyadap getah. “Kami hanya menebang pohon yang sudah tua. Karena sudah jenuh dan tidak bisa tumbuh lagi,” ujar Setiawan kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa, 28 Mei 2013.



Dia menjelaskan pohon tua juga rawan roboh sehingga membahayakan. Jadi lebih baik ditebang dan dijual ke masyarakat. “Setiap menebang pohon, kami ganti dengan jumlah yang sama,” katanya.



Tahun ini dia menargetkan dapat menghasilkan 5 ribu kubik kayu dari 480 hektare hutan produksi. Kemudian akan menanam sekitar 600 ribu bibit sebagai ganti pohon yang ditebang. Bibit pohon yang ditanam seperti jati, sonokeling, mahoni, sengon buto, dan pinus.



Penjualan kayu hasil penebangan dilakukan lewat tiga cara, yaitu kontrak langsung dengan kantor pusat Perhutani untuk pembelian minimal seribu kubik kayu, surat izin pembelian dengan Perhutani di daerah untuk minimal pembelian 100 kubik kayu, dan lelang terbuka untuk pembelian eceran. “Misalnya hanya 4 kubik. Ini ditujukan untuk perajin skala kecil,” ucap Setiawan.



Selain kayu, Perhutani Surakarta juga menyadap getah dari pohon pinus. Tahun ini target hasil sadapan getah mencapai 1.628 ton. “Getah pinus bisa dibuat tinta pena dan ban,” katanya. Biasanya getah pinus hasil sadapan di ekspor.



Sementara untuk kegiatan penghijauan, dia akan menanam 180-200 ribu bibit pohon di hutan lindung seluas 450 hektare. Bibit yang ditanam seperti kina, sonokeling, puspa, dan salam. “Hutan lindung untuk habitat satwa dan cadangan air,” ujarnya.



Staf humas Perhutani Surakarta Suko Haryono mengatakan penanaman di hutan lindung dengan sistem pola tanam tumpang sari. Penanaman dilakukan di hutan lindung di Tangen, Purwantoro, Wonogiri, Lawu Utara, dan Lawu Selatan. Wilayah kerja Perhutani Surakarta meliputi Wonogiri, Karanganyar, Sragen, dan Sukoharjo.



“Kami juga ikut dalam kegiatan penghijauan di luar wilayah hutan. Misalnya dengan memberi bantuan bibit ke masyarakat,” katanya. Hingga akhir Mei, Perhutani Surakarta sudah memberi bantuan 7.500 tanaman.



UKKY PRIMARTANTYO





Perhutani Solo Mantap Bisnis Hutan Produksi

No comments:

Post a Comment