Thursday, October 24, 2013

Pemerintah Prioritaskan Alokasi Dana Untuk Infrastruktur



Jakarta (Antara) – Pemerintah memprioritaskan alokasi dana untuk infrastruktur karena konstruksi merupakan sektor strategis yang mampu memberikan kontribusi 10,45 persen terhadap produk domestik bruto Indonesia.


“Hal ini disebabkan pasar konstruksi nasional setiap tahun terus meningkat seiring dengan percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian PU Hediyanto W Husaini dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.


Hal tersebut diungkapkannya pada pembukaan pameran “Concrete Show South East Asia 2013″di Jakarta.


Menurut dia, pasar konstruksi nasional pada 2013 diperkirakan mencapai Rp400 triliun yang memberikan kontribusi sebesar 60 persen terhadap pasar konstruksi ASEAN (Negara-negara Asia Tenggara), dan menjadi pasar konstruksi terbesar di ASEAN.


Penyelenggaraan konstruksi pada 2012 telah memberikan dampak pada penyerapan tenaga kerja sekitar 6,3 juta orang atau lima persen dari tenaga kerja Indonesia.


“Produk material dan peralatan yang digunakan di sektor konstruksi sepanjang 2012 seperti semen sekitar 54,9 juta ton (100 persen), baja 10,4 juta ton (78 persen), aspal 1,25 juta ton (95 persen) dan alat berat sebesar 42 ribu unit (20 persen),” tuturnya.


Menurut dia, Indonesia untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah penyelenggaraan pameran dan konferensi konstruksi di Asia Tenggara, Concrete Show South East Asia 2013.


“Pameran ini merupakan platform yang tepat bagi para pemain di industri konstruksi, baik di Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara, untuk memperluas jaringan dan mengembangkan bisnisnya,” ucapnya.


Ia menambahkan, Indonesia dipilih menjadi tuan rumah, karena merupakan negara yang paling berkembang di Asia Tenggara dengan pertumbuhan ekonomi mencapai enam persen per tahun dan diestimasikan


menjadi negara terkaya ke-12 di dunia dengan pendapatan per kapita mencapai 13 ribu dolar – 16 ribu dolar AS dan produk domestik bruto (PDB) sebesar 3,8 triliun-4,5 triliun dolar AS dalam Visi 2025.


“Guna mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi 2011-2025, maka ditetapkan proyek Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang menginvestasikan sebesar 180 juta dolar khusus untuk infrastruktur,” katanya.


Menurut dia, total investasi infrastruktur (APBN, APBD, BUMN/BUMD, dan swasta) diperkirakan mencapai lima persen dari PDB tahun 2012 dengan total investasi mencapai Rp 385,2 triliun (4,51 persen PDB) dan pada 2013 direncanakan sebesar Rp438,1 triliun (4,72 persen).


“Angka ini mengindikasikan infrastruktur di Indonesia terus mengalami peningkatan,” ujarnya.


Ia mengatakan, daya saing konstruksi nasional sangat tergantung pada penguasaan aksesibilitas dan peningkatan kapasitas sumber daya konstruksi.


“Penguasaan aksesibiltas terhadap pasar konstruksi terdiri atas akses permodalan, akses penjaminan, akses informasi pasar, akses teknologi dan sistem logistik (termasuk material dan peralatan konstruksi),” ucapnya.


Penyelenggaraan infrastruktur, lanjut dia sangat tergantung pada ketersediaan material, alat, teknologi dan sumber daya manusia.


“Material konstruksi yang utama adalah semen, baja, dan aspal. Sedangkan peralatan utama berupa alat berat,” ucapnya.


Ia mengatakan, konstruksi beton merupakan material konstruksi yang dominan digunakan karena bahan bakunya cukup mudah ditemukan dan potensinya yang cukup berlimpah di Indonesia.


“Beberapa material utama yang memegang perananan penting dalam pembuatan beton, antara lain adalah semen dan baja,” ucapnya.


Dukung industri konstruksi


Sementara itu, Senior Vice President UBM Asia, Christopher Eve, mengatakan, pameran tersebut dilaksanakan untuk mendukung perkembangan industri konstruksi di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.


“Concrete Show South East Asia 2013 akan memfasilitasi pembeli dan supplier untuk berinteraksi dengan berbagai macam produk dan jasa beton dan konstruksi, meningkatkan pengetahuan industri dan terlibat dalam diskusi khusus dan memberi peluang besar untuk membangun jaringan bisnis yang solid,” katanya.


Menurut dia, sekitar 100 perusahaan dari 15 negara termasuk Indonesia, Jerman, Inggris, Italia, Afrika Selatan, Kanada, Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Jepang, Cina, dan lainnya berpartisipasi dalam pameran ini.


“Perusahaan terkemuka dari Indonesia antara lain Wika Beton, Adhimix, Toyota Kohki, Penetron, BASF, dan Spancrete hadir dalam pameran tersebut,” ucapnya.


Ia menambahkan, pameran `Concrete Show` pertama kali diselenggarakan di Brazil pada 2007, kemudian di India 2012, dan kini di Indonesia untuk menjangkau wilayah Asia Tenggara.


“Pameran ini sangat dibutuhkan sebagai sarana meningkatkan kemampuan dan kualitas bangunan dimana semua pemain utama global di industri ini berkumpul dan berinteraksi” ujar dia. (ar)





Pemerintah Prioritaskan Alokasi Dana Untuk Infrastruktur

No comments:

Post a Comment