Thursday, October 10, 2013

Pasca-Lebaran, Tingkat Konsumsi Masyarakat Turun



TEMPO.CO, Jakarta – Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia pada Agustus 2013 menunjukkan adanya penurunan konsumsi masyarakat. Juru bicara Bank Indonesia Difi A. Johansyah mengatakan indeks penjualan riil secara bulanan pada Agustus 2013 mengalami penurunan sebesar 3,2 persen secara month-to-month dibanding Juli 2013 yang tumbuh sebesar 11,6 persen.



“Penurunan tersebut seiring dengan kembali normalnya permintaan pasca Hari Raya Idul Fitri,” kata Difi melalui berita pers resmi, Kamis, 10 Oktober 2013. Difi menuturkan, penurunan penjualan terjadi pada semua kelompok barang dengan penurunan terbesar terjadi pada kelompok sandang.



Ia memaparkan, secara tahunan penjualan riil pada Agustus 2013 masih tumbuh sebesar 1,3 persen secara year-on-year. Namun, angka tersebut menurun secara signifikan dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 15,2 persen yoy dan 10,6 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.



Sementara itu, survei juga menunjukkan penurunan konsumsi masyarakat yang semakin dalam pada September 2013. Indeks penjualan eceran riil diperkirakan turun sebesar 14,3 persen secara month-to-month, yang lebih rendah dibandingkan penurunan penjualan pada Agustus 2013.





Hal tersebut, Difi berujar disebabkan masyarakat yang cenderung menahan atau mengurangi pengeluaran konsumsi pada September 2013. “Pengeluaran saat Ramadan dan Idul Fitri udah sangat tinggi,” kata dia.



Selain itu, Difi mengatakan penurunan konsumsi masyarakat ini juga didukung oleh penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari 107,8 di bulan Agustus menjadi 107,1. Kendati menurun, angka tersebut masih berada pada level optimis (>100). Survei terhadap prakiraan harga mengindikasikan meningkatnya tekanan kenaikan harga dari sisi pedagang pada 3 hingga 6 bulan mendataang.



Difi menjelaskan, hasil survei menunjukkan indeks ekspektasi kenaikan harga dari sisi pedagang untuk 3 hingga 6 bulan mendatang mengalami kenaikan, terutama pada barang-barang berbahan baku impor. Hal itu, kata dia, terkait perkiraan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.



Sementara itu, Difi mengatakan tekanan kenaikan harga pada 3 bulan ke depan (Desember 2013) dari sisi konsumen juga diperkirakan menguat. Penguatan terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, seperti minuman, rokok, dan tembakau seiring dengan meningkatnya permintaan menyusul adanya hari Natal dan Tahun Baru. “Sedangkan tekanan kenaikan harga pada 6 bulan ke depan (Maret 2014) lebih didorong oleh adanya Pemilihan Umum 2014.”



LINDA HAIRANI



Terhangat:


Ketua MK Ditangkap | Dinasti Banten | APECInfo Haji | Pembunuhan Holly Angela



Berita Terkait


Majelis Kehormatan Periksa Dua Hakim Konstitusi


Mahfud Tak Mau Diadu dengan Jimly  


Kementerian Dalam Negeri Tunggu Surat Izin Airin  


Bakal Disita, Rumah Akil di Pontianak Sepi


Mahfud Pernah Laporkan Akil ke KPK  




 






Pasca-Lebaran, Tingkat Konsumsi Masyarakat Turun

No comments:

Post a Comment