Sunday, August 31, 2014

Dahlan Iskan: Agar Aset Rp 30 Triliun Tidak Mubazir



Jakarta -”Tempeeeeeeeee…!!!” Teriak puluhan karyawan di depan pabrik saat mereka berfoto bersama saya. Pada foto itu nanti pasti terlihat wajah mereka yang ceria dengan bentuk mulut yang lucu.

Saya mengunjungi PT Kertas Kraft Aceh (KKA) di Arun pekan lalu. Para karyawan menyambut dengan penuh kegembiraan. Minta foto bersama. Hari itu upaya mereka menghidupkan kembali PT KKA menampakkan hasil awalnya.


Dua turbin yang sudah lebih 15 tahun mangkrak, bisa hidup kembali. Listrik 16 MW bisa dijual ke PLN. Perusahaan mulai mendapat penghasilan. PLN mendapat tambahan listrik.


Kondisi KKA sudah sedikit berbeda dibanding saat saya mengunjunginya dua tahun lalu. Waktu itu suasanya senyap. Tidak ada kehidupan. Di mana-mana terlihat bagian-bagian pabrik yang reot dan tidak terpelihara.


Kini pabrik kertasnya memang belum hidup, tapi pembangkit listriknya sudah mulai memberi hasil. “Pabrik ini sudah mulai bersuara,” ujar Andriano, Dirut KKA.


Untuk menghidupkan pabriknya sendiri masih perlu waktu. Menunggu penyelesaian hutan tanaman industri (HTI) yang juga sudah lebih 15 tahun berhenti produksi. Hutan itu dimiliki bersama antara perusahaan milik Pak Prabowo Subianto (60%) dan BUMN PT Inhutani IV (40%).


Kami masih harus merundingkannya agar bisa dikelola lebih baik. Untuk bisa menjadi sumber bahan baku bagi KKA. Next



(ang/ang)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!







Dahlan Iskan: Agar Aset Rp 30 Triliun Tidak Mubazir

No comments:

Post a Comment