Thursday, August 15, 2013

Investasi Sawit Tumbuh Pesat di Kalbar



Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Steven Greatness


TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK – Investasi komoditi kelapa sawit di Kalimantan Barat semakin diminati, seiring semakin kondusif dan bisa diterima oleh masyarakat. Hal ini terbukti dalam waktu sekitar tiga tahun, sudah 700 ribu hektar ditanami sawit.


Ketua Harian Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalbar, Idwar, mengatakan perusahaan sawit yang masuk ke Kalbar sangat signifikan setiap tahunnya. Jumlah perusahaan sawit yang ada saat ini telah mencapai sekitar 124 perusahaan.


Sesuai peraturan pemerintah luasnya lahan untuk sektor perkebunan kelapa sawit di Kalbar seluas 1,5 juta hektar. Pada tahun 2010, lahan yang ditanami sawit baru sekitar 375 ribu hektar, sedangkan saat ini (2013) sudah sekitar 700 ribu hektar lahan yang telah ditanami kelapa sawit baik oleh masyarakat secara perorangan maupun perusahaan.


“Ini menunjukkan minat investasi kelapa sawit sangat besar di Kalbar dalam waktu 3 tahun terakhir. Selain itu, menunjukkan Kalbar cukup kondusif, masyarakat sudah mulai welcome, dan masih banyak yang menunggu untuk bisa tanam di Kalbar,” ujarnya kepada Tribun Kaltim (Tribunnews.com Network) di sela pembahasan rencana Muscablub Gapki di Hotel Mercure, Kamis (15/8/2013).


Menurut Idwar, ramainya pengusaha yang antre mendapatkan izin untuk berinvestasi pada sektor kelapa sawit di Kalbar dikarenakan luas lahan yang diperbolehkan untuk menanam sawit hampir tidak ada lagi. Meskipun yang ditanami baru sekitar 700 ribu hektar, artinya banyak perizinan yang sudah diterbitkan tapi belum ditanami.


“Banyak yang menunggu, karena sudah berinvestasi dan ingin melakukan ekspansi tapi terbentur dengan izin tidak ada lagi. Ada juga yang berizin tapi tak tertanam lagi,” tuturnya.


Saat dikonfirmasi penyebab banyak pengusaha atau perusahaan yang mendapatkan izin tapi tidak ditanami kelapa sawit, Idwar menjawab diplomatis dan hati-hati.


“Saya kurang mengerti masalah itu, semua lahan yang dimiliki anggota Gapki sudah tertanam semua, malah banyak yang kurang lahan ingin ekspansi. Kendala tidak ditanam bisa saja masih terbentur dengan status tanah,” jelasnya.


Ia menuturkan, permasalahan yang terjadi seperti itu, kedepan akan disampaikan ke pemerintah sebagai masukan setelah terbentuknya kepengurusan baru melalui musyawarah cabang luar biasa (Muscablub) Gapki Kalbar.


Oleh karena itu, diharapkan pengusaha sawit yang betul-betul ontime bekerja diberi reward dan didorong oleh pemerintah provinsi. Meskipun persoalan lahan yang terbentur dengan izin tetap harus diperhatikan.


Idwar menegaskan, sektor kelapa sawit merupakan komoditi yang tidak merusak lingkungan. Ia juga menyayangkan pertemuan negara Apec di Medan beberapa waktu lalu, gagal memasukkan komoditi sawit sebagai produk ramah lingkungan.


“Siapa yang bisa membuktikan sawit merusak lingkungan, sangat menyayangkan pertemuan tersebut gagal. Fungsi advokasi tidak efektif, karena banyak kepentingan atau persaingan komoditi yang sama-sama menghasilkan minyak,” ujarnya.


Ia memaparkan, semua yang ada pada komoditi sawit bisa dimanfaatkan dan punya nilai jual. Dengan begitu, tidak ada yang terbuang, termasuk limbah dari kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. (sgt)


Baca Juga:


THR Satu Faktor Membaiknya Nilai Indeks Ekonomi di Kalbar


Ekonomi Kalbar Minus 1,19 Persen


Ekonomi Kalbar Minus 1,19 Persen





Investasi Sawit Tumbuh Pesat di Kalbar

No comments:

Post a Comment