Thursday, January 29, 2015

Dolar Masih 'Perkasa', BI: Jangan-jangan Ini Baru Permulaan



Jakarta -Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap berbagai mata uang di negara-negara, lain termasuk Indonesia, masih terjadi. Bank Indonesia (BI) memperkirakan tren penguatan mata uang Negeri Paman Sam bisa berlangsung sepanjang tahun ini.

Mengutip data Reuters, dolar AS saat penutupan pasar berada di posisi Rp 12.573. Menguat dibandingkan pembukaan pasar yaitu Rp 12.515


“Ada Quantitative Easing (QE) oleh Eropa dan Jepang. Bank sentral Uni Eropa (ECB) menggelontorkan euro, ini akan membuat dolar menguat. Tidak hanya terhadap euro tapi seluruh mata uang termasuk rupiah,” jelas Deputi Task Force Financial BI Nanang Hendarsyah dalam paparan media di gedung BI, Jakarta, Kamis (29/1/2015).


Nanang menjelaskan, di awal tahun ini telah terjadi twin shock di mana harga komoditas terus merosot, salah satunya harga minyak yang anjlok sampai di bawah US$ 50 per barel. Terus turunnya harga minyak ini sudah ‘memakan’ korban, yaitu Rusia.


“Rusia banyak ekspor oil, sudah jelas kena fiskalnya. Banyak yang keluar dari pasar modal mereka,” ucap dia.


Akibatnya, jelas Nanang, mata uang ruble Rusia terus menukik tajam hingga di atas 60% secara year to date (ytd). Indonesia dan Malaysia juga mengalami pelemahan mata uang tetapi tidak sedalam ruble.


“Malaysia kena, Indonesia juga. Rupiah depresiasi 2,3% ytd, ringgit 8-9%. Jadi, ada 2 kekuatan yang agak menekan emerging countries yaitu penurunan harga komoditas dan dolar yang kuat,” papar dia.


Apakah penguatan dolar akan berlanjut? “Jangan-jangan saat ini baru permulaan saja,” kata Nanang.


Nanang melihat, dengan berbagai ketidakpastian, kemungkinan penguatan dolar akan terus berlanjut. Misalnya, Dana Moneter Internasional (IMF) yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2015 dari 3,8% menjadi 3,5%. Ketidakpastian seperti ini membuat investor cenderung mencari aset yang aman, salah satunya dolar AS.


“Ke depan, melihat ketidakpastian cukup tinggi, penguatan dolar bergerak kencang,” tuturnya.


(drk/hds)






Dolar Masih 'Perkasa', BI: Jangan-jangan Ini Baru Permulaan

No comments:

Post a Comment