Friday, March 28, 2014

Pengukuran Emisi Karbon Lahan Sawit Diibaratkan 'Main Sulap'



Jakarta -Tuduhan para aktivis lingkungan bahwa industri sawit tidak ramah lingkungan dibantah seorang ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Emisi karbon dari lahan gambut saat ditanami sawit dinilainya tak sebesar yang diyakini selama ini.

Basuki Sumawinata, pakar ilmu tanah dan sumber daya lahan Fakultas Pertanian IPB mengatakan, tanaman sawit sebenarnya justru menyerap karbon dioksida (CO2) yang merupakan salah satu komponen gas rumah kaca. Melalui proses fotosintesis, CO2 tersebut didaur ulang menjadi oksigen.


Adanya penyerapan CO2 di udara inilah yang menurut Basuki tidak diperhitungkan saat mengukur emisi perkebunan sawit di lahan gambut. Umumnya pengukuran hanya dilakukan di permukaan tanah, sebab pengukuran di udara dianggap terlalu sulit dan membutuhkan peralatan mahal.


“Kalau saya bilang, itu seperti main sulap. Yang diukur hanya karbon yang dilepas, yang diserap diabaikan,” kata Basuki, ditemui usai workshop jurnalis ‘Perkebunan Sawit: Mengelola Bisnis dan Dampak Lingkungan’, di Hotel Mercure, Kuta, Jumat (28/3/2013).


Sederhananya, Basuki menilai bahwa emisi CO2 yang dilepaskan lahan gambut saat ditanami sawit tidak jauh berbeda dengan saat dibiarkan kosong. Tanpa ada tanaman sawit, material organik di tanah gambut tetap mengalam dekomposisi atau pembusukan yang juga menghasilkan CO2.


Dalam kenyataan di lapangan, emisi CO2 dari perkebunan sawit tidak hanya berasal dari proses dekomposisi material organik dan pernapasan akar tanaman. Emisi karbon dalam jumlah besar juga muncul saat terjadi kebakaran, seperti yang terjadi di Riau saat ini.


Terkait hal ini, Basuki juga memiliki penilaian sendiri. Pembakaran lahan gambut, menurutnya tidak mungkin dilakukan oleh industri yang punya peralatan dan modal yang cukup. Pembakaran lahan bertujuan untuk membersihkan lahan dan biasanya dilakukan karena tidak memiliki modal.


“Misalnya cuma mau buka 2 hektar, mana berani sewa eskavator? Tanahnya ilegal pula,” kata Basuki.


Tuduhan bahwa sawit Indonesia tidak ramah lingkungan diklaim sebagai salah satu bentuk kampanye hitam terhadap industri tersebut. Sebelumnya, sawit Indonesia juga pernah diserang dengan isu kesehatan yang mengatakan bahwa minyak tersebut mengandung lemak jahat yang meningkatkan kolesterol.


(up/ang)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!







Pengukuran Emisi Karbon Lahan Sawit Diibaratkan 'Main Sulap'

1 comment:

  1. This is a great article thanks for sharing this informative information. I will visit your blog regularly for some latest post. I will visit your blog regularly for Some latest post. mainqiu.asia

    ReplyDelete