Monday, September 9, 2013

Pengamat: Perbankan Kurangi Ekspansi Kredit Stabilkan Likuiditas



Jakarta (Antara) – Pengamat ekonomi dari Universitas Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko mengatakan industri perbankan cenderung akan mulai mengurangi ekspansi kredit guna menstabilkan angka likuiditas di masing-masing bank.


“Situasi ekonomi sekarang sedang tidak terlalu menguntungkan bagi semua pihak, terutama untuk industri perbankan dengan likuiditas yang semakin ketat. Bank-bank menaikkan suku bunganya. Tentu saja itu berdampak ekspansi kredit akan berkurang,” kata Agustinus saat dihubungi di Jakarta, Senin.


Menurut dia, dengan semakin ketatnya persaingan likuiditas antarbank akan membuat target ekspansi kredit masing-masing bank terkoreksi karena bank kemungkinan besar akan memfokuskan dananya untuk menstabilkan angka likuiditas.


“Ekspansi kredit yang terkoreksi itu dampak untuk perbankan, sedangkan dampak untuk ekonomi secara umum adalah pertumbuhan ekonomi akan ikut terkoreksi,” ujarnya.


Untuk menstabilkan angka likuiditasnya, kata dia, bank-bank tentu akan menaikkan suku bunga deposito ataupun suku bunga kredit.


“Kenaikan suku bunga deposito dan kredit merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari karena bank butuh dana untuk mengamankan likuiditasnya,” katanya.


Ia juga mengatakan kenaikan suku bunga deposito merupakan cara paling efektif yang akan dilakukan industri perbankan guna mencari “dana segar” dari pihak ketiga (dana pihak ketiga/DPK).


Selain itu, dia menyebutkan langkah lain yang dapat ditempuh bank untuk menyerap dana dari pasar adalah dengan penjualan obligasi.


“Namun, jualan obligasi harganya juga cukup mahal sehingga cara itu tidak terlalu diminati oleh industri perbankan,” tuturnya.


Agustinus memperkirakan likuiditas bank yang semakin ketat itu masih akan berlanjut. Hal itu, kata dia, terlihat dari suku bunga pasar uang antarbank (PUAB) yang masih dapat meningkat.


“Kemudian, bila perbankan harus menaikkan suku bunga deposito secara terus-menerus untuk menstabilkan likuiditas, hal itu harus diimbangi dengan meningkatkan suku bunga kredit,” katanya.


“Itu supaya NIM (Net Interest Margin,red) bank tidak tergerus banyak. Kalau NIM tergerus sih pasti, tetapi dihindari agar tidak tergerus banyak,” lanjutnya.


Selanjutnya, dia mengatakan risiko lain yang muncul dan harus ditanggulangi bank bila suku bunga kredit terus naik adalah meningkatnya angka NPL (Non Performing Loan) atau kredit macet.


Oleh karena itu, kata Agustinus, meningkatkan suku bunga deposito dan membatasi ekspansi kredit adalah langkah paling efektif yang akan dipilih perbankan untuk menstabilkan likuiditas.


Walaupun demikian, ia tetap meyakini kondisi keuangan pada industri perbankan secara umum masih baik.


“Sebenarnya kondisi keuangan itu masih bagus kok cuma likuiditasnya saja yang mengetat. Jadi, menurut saya, tidak ada yang perlu terlalu banyak dirisaukan kalau untuk kondisi keuangan perbankan,” ujar Agustinus. (ar)





Pengamat: Perbankan Kurangi Ekspansi Kredit Stabilkan Likuiditas

No comments:

Post a Comment