Saturday, September 14, 2013

Ekspor Kakao Lampung Capai 2,9 Juta Dolar



Bandarlampung (Antara) – Ekspor kakao Lampung selama Agustus 2013 senilai 2,9 juta dolar Amerika Serikat dengan volume 1.295 ton, naik bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2012 yang 889 ton dengan devisa 1,9 juta dolar.


“Ekspor tersebut naik disebabkan produksi kakao meningkat pada periode tersebut dibanding tahun sebelumnya,” kata Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan Provinsi Lampung Choiria Pandarita didampingi Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Ratna Dewi di Bandarlampung, Sabtu.


Ia mengatakan bahwa komoditas kakao merupakan salah satu penyumbang devisa cukup besar daerah itu.


Panen di sentra perkebunan kakao di Lampung, katanya, cukup bagus, sedangkan kakao masih merupakan komoditas unggulan Lampung disamping lainnya, seperti kopi, sawit, lada, dan kopra.


Ia mengatakan areal kakao milik petani di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, makin luas seiring dengan meningkatnya minat masyarakat setempat membudidayakan tanaman tersebut dalam beberapa tahun terakhir.


Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Lampung Timur, luas perkebunan kakao di daerah itu mencapai 11.000 hektare yang terdiri atas 4.673 hektare tanaman belum menghasilkan, 9.242 hektare tanaman produktif, dan 385 hektare tanaman nonproduktif.


Luas perkebunan kakao di Provinsi Lampung mencapai 39.576 hektare dengan produksi 26.364 ton pada 2012.


Petani kakao di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, belum banyak memproduksi biji kakao hasil fermentasi meskipun terdapat selisih harga.


“Harga biji kakao hasil fermentasi belum begitu signifikan selisihnya dengan biji kakao alasan. Akibatnya petani belum termotivasi untuk memproduksi biji kakao fermentasi,” kata Ketua Gapoktan Asih Jaya Makmur Desa Pakuon Aji, Kecamatan Sukadana, Kamsari.


Ia mengatakan bahwa saat ini harga biji kakao fermentasi dengan kadar air tujuh persen rata-rata Rp26.500 per kilogram, lebih tinggi empat ribu rupiah dibandingkan dengan biji kakao asalan yang Rp22.500.


Menurut dia, selisih harga sebesar itu masih belum memotivasi petani untuk memproduksi biji kakao fermentasi mengingat untuk memfermentasi biji kakao butuh waktu lebih lama. (ar)





Ekspor Kakao Lampung Capai 2,9 Juta Dolar

No comments:

Post a Comment