Jakarta -Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) dalam 5 tahun ke depan. Ini untuk mencegah terjadinya krisis listrik di berbagai wilayah.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, dengan ekonomi Indonesia yang tumbuh sekitar 5%-6% per tahun, maka pasokan listrik harus ditambah 1,5% per tahun.
“Listrik ini beban besar, targetnya 35.000 MW plus 7.000 MW. Ini bukan masalah sanggup atau tidak. Kalau tidak sanggup, itu ada kegelapan,” kata Sudirman dalam rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (26/1/2015).
Selain itu, Sudirman mengatakan, pemerintah juga berencana untuk membangun pembangkit listrik di daerah-daerah terpencil.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, kondisi listrik hampir di seluruh provinsi defisit. Ini menyebabkan investasi sulit diwujudkan.
“Keluhannya hampir di semua provinsi, defisit listrik. Semuanya, kondisinya sudah merah,” tegas Jokowi beberapa saat lalu.
Sudirman Said sudah bergerak cepat, dengan langsung mengumpulkan para pimpinan di sektor listrik, yang terdiri dari Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Direksi PT PLN (Persero), Direksi PT Pertamina (Persero), Direksi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), Direksi PT Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), dan banyak lagi.
Tujuan pertemuan tersebut, adalah memastikan agar proyek-proyek pembangkit listrik yang akan dibangun tidak akan kekurangan pasokan energi.
Sudirman kemudian membentuk Unit Pelaksana Program Pembangunan Nasional yang dipimpin mantan Direktur Utama PLN Nur Pamudji. Unit ini bertugas mengawal menyelesaikan hambatan program 35.000 MW.
(dnl/hen)
Jokowi Ingin Bangun Pembangkit Listrik 35.000 MW, Atau Bakal Gelap Gulita
No comments:
Post a Comment