Ngawi -Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini mengunjungi Bendungan Dam Budengan di Desa Legundi, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur untuk melihat langsung proses pengerukan dasar bendungan. Bendungan ini tak terurus selama 32 tahun lamanya.
Menurut penuturan beberapa masyarakat sekitar, bendungan ini dibangun tahun 1955 lalu. Kualitas bendungan juga terus turun dari tahun ke tahun karena mengalami pendangkalan. Baru di zaman pemerintahan Presiden Jokowi bendungan ini diperbaiki.
“1955 dibangun dan dimulai direvitalisasi besar-besaran baru kemarin di awal Januari ini. Mengeruk dari proses pendangkalan,” ungkap salah satu sesepuh warga Desa Legundi, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (31/01/2015).
Bendungan ini menjadi prioritas sawah warga di 15 desa di Kabupaten Ngawi, Jatim untuk mendapatkan air.
“Puhti, Sembung, Gempol, Pokonyal, Babatan, Paras, Gandri di Daerah Ngawi semua, bendungan ini sangat penting,” imbuhnya.
Tidak hanya Bendungan Budengan, di Kabupaten Ngawi ada 16 bendungan yang butuh perhatian dari Presiden Jokowi untuk direvitalisasi.
“Bendungan yang perlu dikeduk kembali, revitalisasi, ada 16 di sini, di Ngawi. Bendungan ini untuk mengairi 15 desa tapi tidak semua. Desa yang lebih tinggi dari bendungan tidak terairi. Total dari 16 bendungan, ada 13.000 hektar lahan sawah,” kata Gubernur Jatim Soekarwo menimpal pernyataan masyarakat di tempat yang sama.
Sayangnya perhatian pemerintah untuk merevitalisasi bendungan masih minim. Hal itu karena tidak ada perencanaan pembangunan yang matang untuk mendukung program swasembada beras di Indonesia.
“Hambatannya anggaran kurang. Kenapa? Ada prioritas pembangunan. Misal begitu ada prioritas pembangunan di Sumatera, di sini berkurang,” ucap pria yang biasa disapa Pakde Karwo ini.
Tampak sebagian dinding bendungan sudah rusak dan endapan tanah sudah sangat tinggi, sehingga mengurangi volume air yang dapat dibendung.
(wij/rrd)
32 Tahun Tak Terurus, Ini Penampakan Bendungan Budengan di Ngawi
No comments:
Post a Comment