Jakarta -Pemerintah pimpinan Joko Widodo (Jokowi) berencana memberikan suntikan ke BUMN, lewat penyertaan modal negara (PMN) dengan nilai Rp 74,9 triliun. Apa alasannya?
Jumlah PMN ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah. Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, paradigma pemerintah saat ini berbeda dengan pemerintah sebelumnya.
Suntikan modal ke BUMN ini diperlukan untuk mendorong peran BUMN membangun daerah.
“Banyak sekali daerah yang sudah diprogramkan belum terlaksana, misal Pelabuhan Muara Tanjung dan program pengembangan KEK (kawasan ekonomi khusus) Sei Mangkei, ini salah satu contoh ingin dilakukan dengan BUMN, membangun pipa gas, semen, dan lain-lain,” papar Rini dalam rapat dengan Komisi XI DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (28/1/2015).
Kemudian, pemerintah juga memberikan suntikan modal untuk BUMN karya, guna mendukung pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, dan terminal feri di sejumlah daerah. Proyek tol Trans Sumatera harus dibangun dan butuh bantuan BUMN, yang ditunjuk adalah Waskita Karya, sehingga perlu tambahan modal.
“Waskita Karya kalau tidak dapat modal bisa saja berkembang, akumulasi profit Rp 6,5 triliun dalam 5 tahun. Tapi kalau ada PMN bisa Rp 18 triliun akumulasi profit 5 tahun. Ini akan menambah pajak dan dividennya,” jelas Rini.
“Saya mohon dengan sangat untuk betul-betul melihat penyertaan modal untuk membangun di semua daerah pemerataan juga bisa terjadi,” lanjut Rini.
Di tempat yang sama, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, banyak proyek infrastruktur yang akan dibangun pemerintah. Namun pemerintah tidak bisa sendirian, bantuan BUMN diperlukan. Bila diberi modal, BUMN bisa mencari pinjaman yang nilainya lebih besar untuk membangun infrastruktur.
“Yang akan kami lakukan mencoba mengurangi pengeluaran surat utang, mengurangi tekanan dalam rupiah dan likuiditas, itu gambaran secara umum, kenapa PMN itu harus ada,” jelas Bambang.
(dnl/hen)
Jokowi Ingin 'Suntik' BUMN Rp 74,9 T, Ini Penjelasan Rini Soemarno ke DPR
No comments:
Post a Comment