Wednesday, May 7, 2014

Infrastruktur Buruk, Korban Anggaran Subsidi



Jakarta -Besarnya anggaran subsidi menyebabkan ruang gerak fiskal tidak leluasa. Sulit bagi pemerintah untuk mengalokasikan dana ke berbagai sektor, karena begitu banyak yang terkuras untuk subsidi. Salah satu korbannya adalah sektor infrastruktur.

Menurut Bank Dunia, Indonesia berada di peringkat ke-85 dari 155 negara dalam hal infrastruktur. Bahkan tidak lebih baik dibandingkan Vietnam yang berada di rangking 72. Apalagi dengan Singapura yang menduduki posisi runner up.


Salah satu penyebabnya adalah belum memadainya anggaran untuk infrastruktur. Dari data Kementerian Keuangan yang dikutip detikFinance, anggaran infrastruktur tahun ini adalah Rp 206,3 triliun.


Jumlah ini lebih kecil dibandingkan anggaran subsidi yang lebih dari Rp 300 triliun. Bahkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) saja mendapat dana lebih besar yaitu Rp 210,7 triliun.


Dalam 5 tahun terakhir, anggaran infrastruktur memang mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan. Pada 2009, realisasi belanja infrastruktur adalah Rp 76,3 triliun, kemudian naik menjadi Rp 86 triliun pada 2010. Kemudian pada 2011 adalah Rp 114,2 triliun, 2012 sebesar Rp 145,5 triliun, dan 2013 menjadi Rp 184,3 triliun.


“Infrastruktur kita masih kurang sekali. Jalan, pelabuhan, jembatan, bandara. Bila itu tidak terpenuhi maka sulit untuk dorong kualitas pertumbuhan, ” tegas kata Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti, pekan lalu.


Infrastruktur, lanjut Destry, menjadi sangat krusial bagi pertumbuhan karena banyak komponen yang terpengaruh. Jika infrastruktur sudah memadai, pemerintah tidak perlu risau bila ingin memacu pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.Next



(hds/DES)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!







Infrastruktur Buruk, Korban Anggaran Subsidi

No comments:

Post a Comment