Monday, December 29, 2014

Pengusaha SPBU Cemas Premium Dihapus, Ini Tanggapan Sudirman Said



Jakarta -Pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) khawatir dengan rencana pemerintah menghapus subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium. Kekhawatiran mereka bertambah jika Premium benar-benar ‘dilikuidasi’.

“Hiswana Migas (Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi) menyurati saya. Mereka mengeluhkan bahwa selama ini margin jual BBM subsidi terlalu tipis,” kata Menteri ESDM Sudirman Said kepada detikFinance, Minggu (28/12/2014).


Sudirman mengatakan, pengusaha SPBU khawatir apabila rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi dipakai pemerintah, di mana Premium dihapus dan digantikan dengan Pertamax.


“Apalagi RON 88 mau diganti dengan RON 92. Tapi menurut saya, tidak ada hubungannya antara margin usaha dengan mau dagang apa, RON 92 atau RON 88. Pertama itu soal regulasi, kebijakan BBM subsidi. Kedua, jika masalahnya margin, yuk mari kita duduk bersama. Berapa sih margin usaha yang benar,” papar Sudirman.


Sebelumnya, Ketua Umum Hiswana Migas Eri Purnomohadi mengatakan, pengalihan BBM subsidi dari Premium ke Pertamax berimplikasi pada masalah stok atau distribusi Pertamax secara nasional.


“Kami tidak mempermasalahkan. Tapi yang perlu diingat saat ini, tidak semua daerah SPBU-nya jual Pertamax. Ada masalah distribusi dan hanya satu kilang yang bisa produksi Pertamax. Ini harus dipikirkan, jangan sampai jika itu dilakukan Pertamax di SPBU kosong,” jelas Eri.


Menurutnya, diperlukan juga kejelasan fee (keuntungan) bagi pengusaha SPBU jika pertamax menjadi BBM subsidi. Fee per liter Premium dan Pertamax tentunya berbeda.


Fee-nya kan beda, lebih besar Pertamax. Kami pengusaha semakin besar fee-nya semakin baik,” ucapnya.


(rrd/hds)






Pengusaha SPBU Cemas Premium Dihapus, Ini Tanggapan Sudirman Said

No comments:

Post a Comment