Sektor Konsumsi Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi

Bisnis.com, JAKARTA—Meski tahun ini melambat, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih  akan positif dengan perkiraan 6% pada 2014. Angka tersebut masih banyak ditopang oleh sektor konsumsi.

Ekonom DBS Bank Gundy Cahyadi mengatakan konsumsi dari swasta adalah kunci utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Pertumbuhan konsumsi swasta masih sangat kuat. Kontribusi konsumsi sektor swasta terhadap produk domestik bruto melampaui 50% dalam 5 tahun terakhir,” kata Gundy di sela-sela acara Asian Insight hari ini, Senin (25/11/2013).

Meski demikian konsumsi sektor swasta yang meningkat ini dibarengi dengan porsi beban hutang luar yang turut meningkat. Data yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan, per September 2013 hutang luar negeri keseluruhan berjumlah US$259,86 miliar.

Swasta memiliki porsi yang lebih besar dengan jumlah hutang mencapai US$136,65 miliar sedangkan pemerintah dan bank sentral memiliki hutang US$123,21 miliar.

Dari total hutang pada pihak asing tersebut, mayoritas hutang berdenominasi dolar AS. Sebesar 89,1% dari hutang luar negeri swasta berdenominasi dalam dolar AS sementara hutang luar negeri pemerintah dan bank sentral dalam dolar AS mencapai 45,7%.

Pertumbuhan hutang swasta memang cukup besar. Hutang swasta tercatat tumbuh 11,09% secara year-on-year (y-o-y). Pada September 2012, hutang luar negeri swasta berada pada posisi US$123 miliar.

Gundy mengatakan, dengan porsi hutang itu memang tak begitu menggembirakan bagi Indonesia. Pasalnya untuk membayar hutang asing itu diperlukan dolar dalam jumlah besar yang bisa menekan nilai rupiah.

Meski bisa menerbitkan obligasi korporasi, dia tak menampik jika laju pertumbuhan hutang relatif besar. “Nggak begitu comfortable ya dengan laju pertumbuhan hutang swasta,” katanya.

Namun, jika hutang swasta Indoenesia dibandingkan dengan hutang swasta negara lain di kawasan Asia Tenggara rasio hutang swasta Indonesia masih lebih rendah. 

Editor : Sutarno

Sektor Konsumsi Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi