Monday, December 1, 2014

Melemahnya Bursa Global Bisa Picu Aksi Jual



Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 14 poin berkat aksi beli selektif di saham-saham unggulan. Indeks semakin mendekati level 5.200.

Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (1/12/14), IHSG ditutup bertambah 14,400 poin (0,28%) ke level 5.164,288. Sementara Indeks LQ45 ditutup naik 4,365 poin (0,49%) ke level 890,699.


Semalam Wall Street terkoreksi cukup tajam di awal pekan. Pemicunya data ekonomi yang lesu dari seluruh dunia ditambah musim belanja liburan yang kurang bergairah.


Pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat, Indeks Dow Jones jatuh 51,44 poin (0,29%) ke level 17.776,9, Indeks S&P 500 anjlok 14,12 poin (0,68%) ke level 2.053,44 dan Indeks Komposit Nasdaq terjun 64,28 poin (1,34%) ke level 4.727,35.


Hari ini IHSG diprediksi akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. Sentimen negatif dari Wall Street bisa menjadi pemicu aksi jual.


Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:



  • Indeks Nikkei 225 melemah 39,54 poin (0,22%) ke level 17.550,56.

  • Indeks Straits Times naik 24,54 poin (0,74%) ke level 3.330,18.

Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Woori Korindo Securities
Dalam ulasan sebelumnya kami sampaikan laju pergerakan IHSG diperkirakan tidak banyak mengalami perubahan. Apalagi dengan akan dirilisnya data-data makro membuat pasar cenderung tertahan dan berpotensi kembali melemah jika rilis data-data tersebut di bawah perkiraan. Laju IHSG pun memang sempat mengalami pelemahan, terutama setelah dirilis inflasi yang di atas perkiraan kami. Rilis inflasi sebesar 1,50% MoM hanya beda tipis dari perkiraan kami di kisaran 1,30% – 1,49% namun, lebih rendah dari 7,73% – 8,05% YoY membuat efek negatif dari kenaikan inflasi tersebut tereduksi. Apalagi tampaknya pelaku pasar telah mengantisipasi bahwa dengan adanya kenaikan harga BBM memberikan imbas pada kenaikan harga sejumlah barang sehingga berpengaruh pada lonjakan inflasi. Bahkan efek negatif tersebut makin tereduksi dengan tercatatnya surplus neraca perdagangan bulan Oktober senilai US$23,2 juta sesuai harapan kami dimana agar neraca perdagangan Oktober dapat lebih baik dari sebelumnya dan berharap dapat dirilis di bawah estimasi kami yang diekspektasikan masih defisit dengan nilai sebesar US$ -123 juta hingga US$ -204 juta. Masih berlanjutnya nett buy investor asing meski tipis turut menopang penguatan IHSG meskipun dari sisi Rupiah masih melanjutkan terdepresiasi. Adapun transaksi asing kembali tercatat nett buy (dari net buy Rp 28,76 miliar menjadi net buy Rp 67,71 miliar).Next


(ang/ang)






Melemahnya Bursa Global Bisa Picu Aksi Jual

No comments:

Post a Comment