Jakarta -Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) hari ini mengadakan rapat di kantornya. Rapat tersebut membahas rencana proyek-proyek infrastruktur yang akan dibiayai dengan utang.
“Pertemuan membahas tentang bluebook (daftar proyek yang dibiayai utang). Bagaimana kita bisa memanfaatkan dana World Bank, Jepang, ADB, dan dana-dana murah untuk membangun infrastruktur kita,” kata Sofyan usai rapat di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (25/2/2015).
Menurut Sofyan, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memasukkan cukup banyak proyek dalam buku tersebut. Pasalnya, meminjam dari kreditur-kreditur asing itu bunganya jauh lebih murah dibandingkan menerbitkan surat utang alias obligasi.
“List-nya banyak. SUN (Surat Utang Negara) atau SBN (Surat Berharga Negara) itu kan bunganya bunga komersil, sedangkan pinjaman World Bank, ADB, dan lain-lain itu namanya bunga di bawah 1%,” sebutnya.
Oleh karena itu, tambah Sofyan, pemerintah akan memanfaatkan sebaik-baiknya utang luar negeri yang bisa diperoleh. “Kita manfaatkan itu sebanyak mungkin. Bukan sekedar memanfaatkan tetapi proyek mana saja yang akan kita tawarkan,” katanya.
Indonesia memang masih cukup banyak menarik utang luar negeri. Per Desember 2014, utang luar negeri tercatat Rp 673,71 triliun atau 25,9% dari total utang pemerintah.
Secara bilateral, Jepang, Prancis, dan Jerman masih menjadi kreditur terbesar Indonesia. Sementara secara multilateral, Indonesia masih meminjam kepada Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan Bank Pembangunan Islam (IDB).
(hds/hen)
Pemerintahan Jokowi Masih Ambil Utang Luar Negeri Buat Bangun Infrastruktur
No comments:
Post a Comment