Jakarta -Penguatan IHSG akhir pekan lalu diwarnai aksi ambil untung menjelang penutupan sehingga IHSG setelah sempat menguat 36 poin pada sesi awal akhirnya ditutup hanya menguat 9,655 poin (0,2%) di 5400,104. Ini merupakan level tertinggi baru penutupan IHSG dengan dukungan derasnya arus dana asing yang masuk. Pembelian bersih asing akhir pekan lalu mencapai Rp886 miliar, terutama menyasar sejumlah saham BUMN seperti BBRI, BMRI, dan TLKM. Pasca putusan BI yang menurunkan BI Rate 25 bp menjadi 7,5% minat beli di pasar saham cenderung meningkat. IHSG selama sepekan terakhir menguat 0,48% melanjutkan penguatan pekan sebelumnya 0,59%. Namun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung melemah.
Dalam dua pekan terakhir rupiah terhadap dolar AS telah terkoreksi 1,8% di Rp12849 akhir pekan lalu. Penguatan IHSG sepekan terakhir lebih banyak digerakkan sentimen positif dari domestik. Hal ini terutama merespon perkembangan ekonomi domestik yang membaik, tercermin dari sejumlah data ekonomi yang keluar seperti turunnya defisit transaksi berjalan 2014 dan meningkatnya surplus neraca perdagangan Januari 2015. Defisit transaksi berjalan sepanjang 2014 lalu turun menjadi USD26,23 miliar atau 2,95% PDB dari tahun sebelumnya USD29,11 miliar atau 3,13% PDB. Sedangkan Neraca Perdagangan Januari 2015 surplus USD710 juta lebih besar dari Desember 2014 surplus USD190 juta. Disahkannya APBN-P 2015 oleh DPR awal pekan lalu turut mendongkrak aksi beli pasar. Sementara itu akhir pekan lalu Wall Street tutup di teritori positif. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street masing-masing menguat 0,86% dan 0,61% tutup di 18140,44 dan 2110,30. Selama sepekan indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,67% dan 0,63%. Penguatan Wall Street akhir pekan lalu dipicu tercapainya kesepakatan antara Yunani dengan kreditur di kawasan Zona Euro untuk memperpanjang waktu jatuh tempo dana talangan ke Yunani selama empat bulan. Kesepakatan ini menghindari Yunani dari status default dan keluar dari zona Euro. Selain faktor Yunani, pasar juga berspekulasi The Fed akan mempertahankan kebijakan bunga murahnya untuk waktu yang lebih panjang.
Pada perdagangan hari ini pasar diperkirakan akan melanjutkan aksi belinya meskipun dibayangi kekhawatiran pelemahan rupiah. Sejumlah isu individual terkait rilis laba 2014 akan menjadi katalis pergerakan IHSG. IHSG akan bergerak dengan support di 5370 dan resisten di 5435 berpeluang mencatatkan rekor tertinggi baru.
(ang/ang)
First Asia Capital: IHSG Berpeluang Cetak Rekor Baru
No comments:
Post a Comment