Jakarta -Tingginya kenaikan harga beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, ternyata tidak terlalu dinikmati oleh petani. Walaupun harga gabah ditingkat petani juga naik hingga 20%.
“Di kami, harga gabah kering per kilogram-nya dihargai Rp 5.500-6.000. Ada kenaikan dari Rp 4.500-5.000/kg. atau sekitar 10-20%,” ujar Budi Ichsan seorang petani di Ciherang, Jawa Barat kepada detikFinance, Sabtu (21/2/2015).
Ia mengatakan, tingginya harga jual beras di pasar seperti yang terjadi saat ini, lantaran banyak biaya produksi pasca panen yang menyebabkan harga melonjak cukup tinggi, ketika sampai ke tangan konsumen.
“Karena kan ada kenaikan harga BBM kemarin. Kemudian itu pengaruh ke ongkos giling gabah menjadi padi dari Rp 600/kg menjadi Rp 800/kg. Kemudian juga buruh tani naik, dari yang semula Rp 50.000/setengah hari menjadi Rp 60 ribu/setengah hari. Kemudian, ongkos transportasi, dan seterusnya. Makanya naiknya sangat tinggi,” jelas Budi.
“Akibat naiknya berbagai ongkos produksi ini, untungnya sangat tipis,” imbuhnya.
Berdasarkan pantauan detikFinance di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, beberapa hari lalu, terpantau harga-harga beras mengalami kenaikan cukup signifikan. Rata-rata kenaikan mencapai 30%.
Seperti beras jenis IR 4 yang paling murah saat ini dijual dengan harga Rp 10.000/kg, padahal normalnya Rp 8.500/kg. Kemudian disusul IR 3 dengan kualitas medium, naik dari Rp 9.000/kg menjadi Rp 10.600/kg.
Selain itu beras jenis IR 2 juga naik dari Rp 9.500/kg menjadi Rp 11.000/kg dan beras jenis IR I naik dari Rp 10.000/kg menjadi Rp 12.000/kg.
(dna/rrd)
Harga Beras di Pasar Naik Tinggi, Petani Untung?
No comments:
Post a Comment