Jakarta -Para anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) meminta penjelasan Menteri ESDM Sudirman Said, mengapa menaikkan harga BBM subsidi, karena dianggap menambah beban rakyat miskin.
“Saya ingin ceritakan background saya dulu, 50 tahun lalu hidup saya di comberan, umur 3-4 tahun saking tak punyanya tidak memikirkan rasa, sudah makan atau belum itu bukan persoalan,” ujar Sudirman di hadapan para anggota Komite II DPD, di Gedung DPD, Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/11/2014).
Sudirman menceritakan, di masa kecilnya, ia dan ibunya ditinggal ayah yang meninggal. Namun menjadi seorang anak yatim tidak lantas membuat ibunya terus menggendong dan memanjakannya.
“Ibu saya minta saya harus sekolah, ditinggal ayah tidak membuat ibu saya menggendong saya terus, tetapi justu mendorong saya agar bisa terus bersaing dengan orang berada. Dan akhirnya seperti sekarang saya bisa duduk dengan orang-orang hebat seperti Pak Sekjen dan Pak Widyawan (Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian ESDM),” ungkapnya.
Atas filosofi hidupnya tersebut, Sudirman menegaskan kepada anggota DPD, kalau pemerintah terus menyuapi rakyat dengan harga energi yang murah (subsidi) sementara harga keekonomian BBM jauh lebih mahal, itu sama saja meninabobokan rakyat Indonesia. Ada sekitar 20 anggota DPD yang hadir dalam rapat itu.
“Rakyat harus belajar membiayai kebutuhan riil-nya, menyuapi itu melemahkan rakyat kita,” tutup Sudirman.
(rrd/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
Di Depan Senator, Sudirman Said Cerita Waktu Kecil Hidup di 'Comberan'
No comments:
Post a Comment