Bogor -Harga minyak dunia anjlok ke titik terendahnya di bawah US$ 70 per barel. Namun pemerintah tak mau memprediksi apakah harga BBM subsidi akan kembali turun.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, penghitungan subsidi BBM adalah berdasarkan harga minyak rata-rata dalam setahun. Belum diketahui apakah penurunan harga minyak dunia ini akan terus berlanjut.
“Nggak tahu saya (apakah minyak turun terus). Nggak mau berandai-andai, karena kalau kita lihat kan juga kalau menghitung subsidi adalah besaran harus tahunan, nggak bisa harian,” jelas Bambang di Istana Bogor, Jumat (28/11/2014).
Bambang menjelaskan, untuk menentukan harga BBM subsidi, pemerintah juga harus melihat prediksi harga minyak dunia tahun depan.
Untuk saat ini, meski harga minyak dunia turun hingga di bawah US$ 70 per barel, namun harga rata-rata dalam setahun ini untuk minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) masih US$ 100 per barel, atau di bawah sedikit.
“Jadi masih ada subsidi, kalau perhitungan dalam setahun,” jelas Bambang.
Mengutip data Reuters, saat ini harga kontrak minyak jenis light crude untuk kontrak pengiriman Desember 2014 berada di posisi US$ 68,8/barel. Harga minyak jatuh di bawah level US$ 70/barel setelah OPEC memutuskan tidak memangkas produksi.
(dnl/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
Minyak Anjlok, Menkeu Tak Mau Berandai-andai Harga BBM Turun
No comments:
Post a Comment