Jakarta -Kegiatan penangkapan ikan Napoleon Wrasse (Cheilinus undulatus) di Indonesia tidak dilakukan dengan alat pancing ulur (handline). Ikan Napoleon sulit ditangkap karena kerap bersembunyi di balik terumbu karang.
Cara yang ampuh untuk menangkap ikan ini adalah dengan menyemprotkan racun potassium sianida ke terumbu karang. Dengan penyemprotan tersebut, ikan Napoleon yang bersembunyi akan keluar dari sarangnya.
“Jadi sebenarnya ikan ini disebut ikan karang karena ikan berlindung di dalam karang. Sedangkan ikan Napoleon dibutuhkan dalam kondisi hidup. Makanya mereka cenderung menggunakan potassium sianida sehingga ikan ini keluar dari karang dan ditangkap,” kata Catch and Shark Conservation Coordinator WWF Indonesia Dwi Aryoga Gautama kepada detikFinance, Jumat (28/11/2014).
Penyemprotan zat potassium akan memudahkan ikan Napoleon untuk ditangkap, karena ikan harus diekspor dalam keadaan hidup. Namun penggunaan potassium mengakibatkan kerusakan pada terumbu karang yang menjadi habitat ikan Napoleon.
“Karang akan mati pasti,” imbuhnya.
Jauh lebih berbahaya lagi, zat potassium yang disemprotkan ke karang akan menyebar karena terdorong ombak bawah laut. Sehingga rusaknya karang tidak hanya ditemui di bagian karang yang disemprotkan tetapi meluas ke zona lain.
“Zat potassium sianida ini cair dan mudah terbawa arus lalu efeknya bisa luas. Kalau pakai bom, karang rusak hanya pada skala area itu saja. Tetapi potassium itu sulit dihitung karena terbawa arus dan merusak serta mematikan banyak karang,” jelasnya.
Harga ikan napoleon di dalam negeri terbilang sangat mahal, bisa mencapai Rp 1,2-1,6 juta per kg. Saking mahalnya, Ikan Napoleon juga disebut sebagai ikan raja-raja.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
Pakai Racun, Cara Nelayan Tangkap Ikan 'Raja' Napoleon
No comments:
Post a Comment