Jakarta -Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi satu komponen subsidi yang paling disorot. Selain karena anggaran yang dibutuhkan sangat besar, juga penerima subsidi juga sudah tidak tepat sasaran.
Ah Maftuchan, peneliti dari Prakarsa, menilai ada beberapa subsidi lainnya yang juga bermasalah. Seperti pupuk yang selama ini juga rawan akan penyimpangan dan hanya menguntungkan beberapa pihak.
“Masalah ini bukan cuma subsidi BBM, tapi pupuk dan bibit juga bermasalah. Rawan penyalahgunaan,” ungkapnya dalam diskusi bertema ‘Mampukah Kabinet Jokowi Susun APBN Trisakti?’ di Dapur Selera, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (2/11/2014).
Pada 2014, anggaran subsidi pupuk adalah Rp 21 triliun. Meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 18 triliun. Tahun depan diperkirakan mencapai Rp 35,7 triliun.
Konsep subsidi di Indonesia adalah pada intervensi harga. Agar masyarakat dengan daya beli rendah bisa menikmati produk yang merupakan kebutuhan utamanya. Namun sayangnya selama ini tidak ada penekanan pada tahapan penyaluran.
“Jadi yang selama ini diberikan keringanan adalah pihak-pihak tertentu. Misalnya pupuk itu bukan petaninya disubsidi, tapi perusahaan penyalur dan agen-agen penyalur. Petani tetap saja bayar mahal,” jelasnya.
Maka dari itu, anggaran subsidi harus dievaluasi secara keseluruhan. Bila dibutuhkan realokasi, maka harus dilakukan. Asalkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara adil dan merata.
“Saya setuju anggaran subsidi itu direalokasi. Asalkan untuk kesejahteraan masyarakat. Bukan cuma energi, banyak subsidi lain seperti pupuk yang bobrok pengelolaannya,” terang Maftuchan.
(mkl/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
Tak Cuma BBM, Subsidi Pupuk Juga Bermasalah
No comments:
Post a Comment