Jakarta -Banyak gebrakan yang dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam minggu pertama menjabat. Hal tersebut membuat lembaga konservasi WWF-Indonesia terkesan dan mengapresiasi langkah yang dilakukan mantan Direktur Utama Susi Air ini.
“Prinsip perikanan berkelanjutan mengedepankan praktik perikanan yang ramah lingkungan, memperhatikan keberlanjutan stok ikan, dan menerapkan pengelolaan perikanan yang berbasis ekosistem,” kata Direktur Konservasi WWF-Indonesia Arnold Sitompul, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/10/2014).
Arnold menambahkan, gebrakan Susi lainnya yakni pemberantasan illegal fishing, moratorium izin baru kapal penangkap ikan, pelarangan penebangan bakau dan penggunaan bahan kimia untuk tambak budidaya, serta pelarangan penangkapan dan perdagangan ikan bertelur, merupakan unsur-unsur terkait perikanan berkelanjutan. Demikian juga dengan pengaturan eksploitasi sumber daya ikan untuk menjaga kelestarian stok ikan atau yang dikenal sebagai harvest control rule, hingga rencana penghapusan subsidi BBM yang dialihkan ke kesejahteraan nelayan.
Arnold mengakui, sampai saat ini masih sering ditemukan nelayan atau pengusaha perikanan yang tidak mengikuti kaidah-kaidah perikanan berkelanjutan, seperti penangkapan ikan menggunakan bahan peledak, obat bius, penangkapan spesies yang dilindungi dan tidak dilakukannya pencatatan dan pelaporan hasil tangkapan. Praktik-praktik tersebut secara umum dikategorikan sebagai aktivitas Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUU Fishing).
Mengacu pada rencana Menteri Susi untuk meningkatkan nilai tangkapan hingga 5-6 triliun rupiah, WWF-Indonesia berpandangan pemberantasan IUU Fishing berpotensi meningkatkan pendapatan produksi perikanan Indonesia secara signifikan, namun belum cukup untuk mencapai target.
“Indonesia perlu meningkatkan kualitas hasil tangkapan ikan, bukan meningkatkan jumlah tangkapan, karena saat ini tangkapan ikan sudah berlebih,” tambah Arnold.
Ditambahkan Manajer Perbaikan Perikanan Tangkap dan Budidaya WWF Indonesia Abdullah Habibi, langkah selanjutnya untuk mendorong produksi perikanan yang berkelanjutan adalah dengan meningkatkan akurasi dan transparansi pencatatan hasil tangkapan ikan.
“Pencatatan yang akurat dan transparan akan membantu pemerintah dalam mendata keuntungan dari sektor perikanan dan mencegah penyelewengan, termasuk mengidentifikasi adanya tendensi pelaku usaha merekayasa laporan untuk menghindari pajak,” kata Abdullah.
(rrd/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
Gebrakan Menteri Susi Dapat 'Jempol' WWF
No comments:
Post a Comment