Jakarta -Sejak awal tahun ini, pemerintah Indonesia melarang ekspor tambang mentah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 soal Mineral dan Batu Bara. Tujuannya agar pabrik pemurnian tambang atau smelter berkembang di dalam negeri. Namun pengusaha tambang menolak membangun smelter
Bagi pengusaha tambang, khususnya yang berskala kecil, membangun smelter butuh uang besar.
“Teknologi yang sudah teruji adalah teknologi yang digunakan untuk menambah nilai tambah mineral. Teknologi itu tidak selalu mahal. Teknologi membangun smelter mahal itu benar, tetapi banyak faktor yang mempengaruhi mahal atau murah,” ungkap saksi ahli pemerintah di bidang teknis Siti Rohani saat uji materi UU Minerba yang diajukan oleh Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo), di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (1/9/2014).
Contoh untuk produksi alumunium. Menurut Siti, masing-masing negara produsen memiliki teknologi smelter yang beragam dengan harga yang berbeda-beda.
“Contohnya antara lain harga setiap negara produsen membuat alumunium itu berbeda-beda. Tiongkok butuh US$ 1.888 untuk menghasilkan 1 ton alumunium, Afrika butuh US$ 6.184/ton, dan US$ 2.990/ton untuk Rusia,” paparnya.
Siti menjelaskan, harga teknologi smelter sangat bervariasi, mulai dari yang sederhana sampai yang paling canggih. Kemudian makin besar kapasitas pabrik smelter, investasi yang dibutuhkan juga semakin mahal.
Bahkan Siti mencontohkan salah satu kisah sukses perusahaan tambang dengan deposit investasi terbatas, dapat mengekstrak dan memaksimalkan produk tambang. Perusahaan itu adalah Chevron di Laos dengan teknologi smelter jenis hidrometrologi.
Lewat teknologi itu, Chevron mampu mengolah 792.000 ton konsentrat, untuk menghasilkan 64.000 ton katode dan 93.000 ons emas. Kemudian dapat membuka lapangan kerja 5.000 orang dan ikut menyumbang peningkatan pendapatan per kapita penduduk laos sebesar US$ 50.
“Di negara kita ada Freeport dan Newmont tambang mineralnya lebih banyak contohnya tembaga, emas, timbal, gypsum. Teknologi smelter untuk industri ketahanan nasional penting dilakukan,” katanya.
(wij/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
Pengusaha Keberatan Bangun Smelter Karena Mahal, Apa Kata Pemerintah?
No comments:
Post a Comment