Saturday, March 9, 2013

Sapi Perah Dijadikan Sapi Potong, Produksi Susu pun Menurun



Laporan Wartawan Surya, Iksan Fauzi


TRIBUNNEWS.COM – Produksi susu sapi di Jatim saat ini hanya 900 ton per hari, tidak seperti hari-hari sebelumnya yang mampu memproduksi susu hingga 1.200 ton lebih per hari. Kondisi ini diyakini oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jatim, produksi susu mengalami penurunan hingga 30 persen.


Ketua II GKSI Jatim, Sulistianto, memaparkan, berdasarkan laporan dari masing-masing Koperasi Unit Desa (KUD) susu, banyak peternak sapi perah yang menjual sapinya, karena saat ini harga daging sedang tinggi.


“Mirisnya, sapi yang dijual dan dipotong itu adalah sapi-sapi betina yang masih produktif. Di Pujon, penjualan sapi ini sampai 400 ekor per bulan,” papar Sulistianto kepada Surya.co.id (TRIBUNnews.com Network), Jumat (8/3/2013).


Ia menambahkan, GKSI tidak ingin kondisi ini berlarut-larut hingga bisa menghancurkan produksi susu dalam negeri. Karena itu, GKSI berupaya agar peternak sapi kembali bergairah. Untuk menuju ke sana, GKSI akan memberikan laporan kepada Gubernur Jatim Soekarwo.


GKSI minta Gubernur menemui menteri terkait untuk mengubah harga susu secara signifikan, paling tidak menaikkan harga susu yang dijual ke pabrik menjadi 4.700 per liter. Di samping itu, menteri diharapkan turun ke bawah supaya meninjau pabrik susu yang mengabil susu dari koperasi.


“Kami akan melakukan prioritas, pertama, membuat peternak bergairah. Kalau pendapatannya cukup, maka mereka tidak akan menjual sapinya.


Prioritas kedua, peternak diberi tambahan sapi dengan kredit lunak agar pekerjaan mereka ini menjadi pekerjaan utama. Kalau sebelumnya, mereka hanya menganggap beternak sapi perah menjadi sampingan saja.


Menurunnya produksi susu ini bisa digambarkan dari tingginya impor susu oleh pabrik-pabrik susu, yaitu sebesar 80 persen dari luar negeri dan 20 persen dari dalam negeri.


Di Indonesia, ada lima pabrik susu besar yang membeli susu dari KUD-KUD, yaitu, Nestle, Indolacto I dan II, Sekar Tanjung, dan Greenfields. “Komitmen pabrik-pabrik susu, berapapun besar produksi susu di Indonesia akan dibeli. Kalau bisa sampai 50 persen dari Indonesia dan 50 persen dari luar,” katanya.


Menurunnya jumlah produksi susu karena banyak peternak menjual sapi perahnya dibenarkan oleh Ketua KUD Susu Batu, Ismail Hasan. Menurutnya, itu memang masalah nasional. Di Batu, harga daging mahal membuat sapi perah produktif banyak yang dijual potong.


Sebenarnya secara aturan selama sapi produktif tidak boleh dijual. Namun, sekarang tergantung pemerintah, regulasi itu efektif atau tidak. Kalau pemerintah memproteksi, masalah itu harus ditanggulangi.


Ismail belum bisa menjabarkan jumlah terakhir populasi sapi perah yang masih ada. Namun, secara produksi, ia menyebutkan menurun sekitar 15 persen atau dari 20 ton menjadi 17 ton per hari.


“Sekarang banyak belantik dadakan, yang penting dia dapat uang. Sebelumnya peternak tak niat menjual, karena diiming-imingi harga daging mahal, akhirnya dijual,” ucapnya.





Sapi Perah Dijadikan Sapi Potong, Produksi Susu pun Menurun

No comments:

Post a Comment