Said Bahtera Aulia, seorang karyawan swasta di Jakarta, bercita-cita ingin membangun rumah di daerah yang tenang dan sejuk, pinggiran kota, yang masih banyak pepohonan. Namun begitu, sebagai orang awam, dirinya belum begitu mengerti bagaimana konsep yang benar cara membangun rumah ramah lingkungan.
“Sepengetahuan saya, rumah itu lebih banyak memanfaatkan energi dari alam, misalkan matahari dapat dimanfaatkan untuk pencahayaan alami siang hari dan juga untuk listrik dengan teknologi solar cell. Tapi apakah sesederhana itu?” tuturnya.
Menurut Setyowibowo, konsultan desain dari Urbanmonkees, konsep rumah hijau alias ramah lingkungan biasanya memadukan bangunan hemat energi dan menggunakan material ramah lingkungan yang berkontribusi pada penurunan konsumsi energi.
“Kalau bicara ramah lingkungan, sebaiknya tidak sekedar saat rumah itu sudah jadi dibangun, dioperasionalkan dengan hemat listrik, memiliki genteng yang tidak memantulkan cahaya, atau tidak menggunakan AC,” katanya, beberapa waktu lalu.
“Sebaiknya juga menggunakan material yang terbaharui dan tidak beracun. Jadi, lanjutnya, apabila proses membangun dan desain mengarahkan pada kerusakan alam, maka upaya hemat energi tak berarti sama sekali. Setyowibowo memaparkan bahan material yang ramah lingkungan dan diperbaharui tentunya akan lebih mahal dan kualitasnya tidak sebaik bahan kimiawi.
Sementara itu, arsitek dari biro Aboday, Ary Indra mengatakan rumah ramah lingkungan tidak selalu harus rumah yang berbasiskan teknologi, untuk dapat menarik keuntungan sebesar-besarnya dari alam.
“Kalau dananya ada, maka tidak akan menjadi kendala ketika memasang solar panel atau pendaur ulang air hujan, dan sebagainya. Namun, seharusnya rumah ramah lingkungan bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa bujet yang besar,” ujarnya.
Menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana bersikap kepada alam. “Arah hadap rumah yang ideal misalnya ke utara atau selatan, supaya rumah tidak panas,” ujarnya.
Source : Bisnis Indonesia Weekend Edisi 23 Maret 2014
Editor : Setyardi Widodo
Mau dapat Mobil Daihatsu Ayla? Ikuti Bisnis Indonesia Writing Contest 2014. Klik caranya disini.
Rumah Ramah Lingkungan Tak Harus Berbiaya Tinggi
No comments:
Post a Comment