Jakarta -Pada perdagangan pertama di tahun 2014, IHSG berhasil melonjak 53 poin ke posisi 4327,265. Sebanyak 179 saham menguat, 94 saham melemah, dan 93 saham bergerak stagnan. IHSG mencatat transaksi sebesar Rp3,305 triliun dari 2,273 miliar lembar saham diperdagangkan.Sektor-sektor penggerak IHSG mayoritas bergerak stagnan, seperti sektor perkebunan, konsumsi, keuangan, aneka industri, properti dan perdagangan. Namun sektor perdagangan melemah tipis 0,5 persen dan sektor pertambangan naik 0,7 persen.
Sentimen positif dari data makro berupa inflasi di bulan Desember sebesar 0,55%. Jika dibandingkan dengan bulan November, inflasi di akhir tahun itu mengalami kenaikan tipis.Selain itu neraca perdagangan Indonesia di bulan November 2013 kembali mengalami surplus. Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan di bulan November mencapai US$ 776,8 juta.
Sementara itu dari bursa global dilanda aksi profit taking. Adanya data jumlah klaim pengangguran di Amerika Serikat turun 2.000 menjadi 339.000 klaim pada pekan lalu. Penurunan angka pengangguran menjadi pertanda membaiknya data tenaga kerja di Amerika Serikat yang dapat membuat The Fed kembali akan memangkas stimulusnya. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,8% menjadi 16.441,35.
Untuk perdagangan hari ini IHSG juga akan dilanda aksi profit taking. Posisi candle IHSG telah menyentuh batas atas bollinger band akan membuat IHSG terkoreksi pada hari ini. Akan tetapi melihat adanya perbaikan pada data-data ekonomi Indonesia, maka pelaku pasar masih dapat menerapkan strategi buy on weakness. Adapun support kuat untuk IHSG ada di posisi 4220. Selama support tersebut belum ditembus, maka IHSG masih dalam trend uptrend jangka menengah.
(dru/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
First Asia: IHSG Dilanda Profit Taking
No comments:
Post a Comment