TEMPO.CO, Jakarta – Analis Trust Securities, Reza Priyambada, memprediksi laju rupiah masih dibayangi isu pengurangan stimulus oleh The Federal Reserve Amerika Serikat. Nilai tukar dolar Amerika kembali menguat seiring dengan isu dipercepatnya tappering off tersebut. “Rupiah akan semakin menjauhi support di level Rp 11.415-11.362 per dolar,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu, 6 November 2013.
Ia mengatakan, Kepala The Federal Reserve Dallas, Richard Fischer, menginginkan percepatan tappering off Amerika berakibat pada penguatan dolar. Selain itu, rilis indeks manufaktur Amerika Serikat di atas estimasi juga akan semakin memperlemah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
Sedangkan sentimen dalam negeri tidak memberikan imbas positif pada pergerakan mata uang. Kembali defisitnya neraca perdagangan Indonesia masih mewarnai laju pelemahan rupiah.
Berdasarkan data Kurs Tengah Bank Indonesia, pada awal pekan lalu rupiah berada di level Rp 11.389 per dolar Amerika. “Rupiah masih memperpanjang pelemahannya,” ujar Reza.
RIRIN AGUSTIA
Topik Terhangat:
Vonis Fathanah | Dinasti Banten | Roy Suryo Marah di Pesawat | Suap Akil Mochtar | Amnesti TKI |
Berita Terpopuler :
Desember, Bumi Plc Targetkan Pisah dari Bakrie
Delay, Lion Air Harus Bayar Kompensasi
Besok, Pemerintah Lelang Surat Utang Rp 8 Triliun
Sumitomo Tambah Investasi Aluminium di Malaysia
Garuda Buka Rute Baru Makassar-Sorong
DPR Akan Tengahi Konflik PGN dan Pertamina
Revitalisasi Pasar di Semarang Berpotensi Gagal
Anggota Dewan Kritik Penjualan TelkomVision
Deflasi Bahan Makanan Bakal Terjadi di Maret 2014
Surplus Padi Terlampaui, Pemerintah Tetap Impor
Rupiah Masih Dibayangi Isu The Fed
No comments:
Post a Comment