<!–
–>
<!–
–>
JAKARTA, KOMPAS.com – Tekanan yang menguat membawa rupiah bergerak dalam volatilitas tinggi dengan kecenderungan melemah menembus level psikologis Rp 10.000 per dollar AS. Bank Indonesia cenderung cukup gencar “melawan” pasar sebagai akibat meningkatnya permintaan terhadap dollar AS baik untuk kebutuhan riil maupun spekulasi.
Menurut ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, upaya BI mengguyur pasar valuta asing cukup signifikan pada perdagangan Selasa (11/6/2013) dengan membawa rupiah ke Rp 9.828 per dollar AS (kurs tengah Bloomberg). Pada perdagangan harian, rupiah sempat melorot ke Rp 10.000 per dollar AS, awal pekan ini.
Tidak cukup dengan intervensi di pasar valas, BI juga menaikkan suku bunga FasBI (Fasilitas Simpanan BI) sebesar 25 basis poin (bps) dari 4 persen menjadi 4,25 persen dan mulai berlaku Rabu (12/6/2013). Masih ada spread dengan suku bunga BI rate sebesar 150 bps. Spread ini berpotensi diperkecil hingga kembali ke 100 bps dengan BI rate.
Menurut Lana, BI juga kemungkinan akan menaikkan suku bunga BI rate pada Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (13/6/2013) sebesar 25 bps sebagai sinyal BI mewaspadai inflasi. Upaya BI ini, menurut dia, akan cukup efektif dalam jangka pendek tetapi pasar masih tetap menunggu dan melihat realisasi atas rencana menaikkan harga bahan bakar bersubsidi.
Indeks future Asia pada hari ini tercatat negatif. Kemungkinan pasar Asia masih akan terkoreksi. Kemungkinan rupiah agak tenang pada hari ini, walaupun tekanan terhadap rupiah masih ada.
“BI masih akan terus menjaga di pasar menjaga rupiah di bawah Rp 9.900 per dollar AS,” kata Lana.
<!–
–>
Jaga Rupiah, BI "Melawan" Pasar - KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment